Jumat, 30 Januari 2009

KUNCI KESUKSESAN MANUSIA

Oleh : Haryanto
Allah menciptakan manusia dengan seperangkat potensi yang melekat pada dirinya. Kuncinya adalah bagaimana manusia memaksimalkan potensi yang dimiliknya untuk merah kesuksesan baik sukses di dunia maupun di akhirat. Setiap manusia diberikan peluang potensi yang sama untuk berkarya meraih kesuksesan. Namun, yang membedakan manusia untuk meraih kesuksesan adalah pada dirinya sendiri.
Mari kita simak satu persatu, kunci kesuksesan manusia. Sukses adalah dambaan setiap insan. Namun tidak semua manusia dapat sukses sesuai dengan impian yang dinginkannya. Manusia diberikan perangkat untuk mencapai kesuksesan itu dan tanpa terkecuali. Siapapun bisa sukses dan Allah tidak pernah membeda-bedakannya.
Dimanapun, kapanpun dan siapapun berhak untuk sukses. Siapa bilang hidup ini tidak adil. Allah melihat sejauh mana usaha manusia untuk mencapai kesuksesannya. Siapa bilang Indonesia tidak bisa seperti Amerika (dalam beberapa sisi kehidupan). Sedangkan Allah memberikan waktu yang sama. Tidak ada yang beda kita dengan Amerika. Allah menciptakan otak kita sama dengan otak orang Amerika. Waktu di Amerika juga sama dengan di Indonesia. 60 detik = 1 menit, 60 menit = 1 jam, 24 jam = 1 hari, 7 hari = 1 minggu, dan 30 hari = 1 bulan, tidak ada yang beda. Yang membedakanya hanyalah usaha pemanfaatan waktu tersebut. Siapa yang berbuat dia yang mendapat manfaat. Ditegaskan dalam ayat yang pasti sudah kita hafal, tergantun kita mau apa tidak untuk berubah kea rah yang lebih baik.
…“Innalaaha laayughayyiruu maa bi qaumin hattaa yughayyiruu maa bi anfusihim”…
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’du (Guruh: (13): 11)
Allah telah memberikan jalan kepada manusia untuk sukses. Jalan mana yang akan ditempuh oleh manusia, hanya manusia tersebut yang akan menempuhnya. Allah telah menyebutkannya dalam Kitab suci yang diturunkannya melalui malaikat Jibrial kepada nabi Muhammad Saw, surah Asy-Syam ayat, 7 yang berbunyi :
“Faalhamaha fujuraha wataqwaha”
Artinya : “Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaan”. (Q.S. Asy-Syams (Matahari: (91): 08).
Dalam menjalani kehidupan Allah telah memberikan kepada manusia hanya ada dua jalan. Dengan potensi yang dimilikinyalah manusia akan memilih jalan fujur (kejahatan) atau jalan taqwa (kebaikan). Sepertti Allah menciptakan segala sesuatu yang berpasang-pasangan. Ada siang maka ada malam, ada matahari, ada bulan, ada langit maka ada bumi, begitu seterusnya. Tidak ada di dunia ini yang berada posisi tidak jelas. Manusialah yang dapat memilih jalan itu dengan potensi yang dimiliki oleh manusia.
Manusia seperti yang telah disebutkan di atas telah dibekali oleh Allah Swt dengan seperangkat potensi. Potensi terbesar yang Allah berikan kepada manusia adalah akal manusia itu sendiri. Dengan akal fikiran inilah manusia dapat menentukan jalannya. Bahkan potensi inilah yang juga akan membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Siapa mau sukses tinggal dia yang memilihnya. Balasan Allah jelas akan diberikan Allah insan yang paripurna (sempurna). Siapa yang larut dalam kesesatan maka dialah yangh akan menjadikan dia sendiri lebih rendah derajatnya dari makhluk Allah. Sesungguhnya manusialah yang memilihnya sendiri.
Allah Swt berfirman dalam wahyunya : “Laqad khalaqnal insane fiii ahsanitaqwiim, Tsumma radadnaahu asfalasaa filiin”.
Artinya : “Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia, ke tempat yang serendah-rendahnya. (Q.S. At-Tiin (Buah Tin (95) : 4-5).
Sederhana saja konsepnya sehingga seorang mau sukses tergantung usahanya. Tidak akan ada gelombang sebelum ada riak dari sesuatu benda. Konsep sederhana yang ditawarkan Ustadz Abdullah Gymnastiar sudah berada di luar kepala kita. Ingat 3 M, mulai dari yang kecil, Mulai dari diri sendiri, dan Mulai dari sekarang. Konsep sederhana ini mungkin terlalau mudah untuk diucapkan. Namun dengan istiqamah dan konsisten terhadap ketiga konsep ini. Tidak menutup kemungkinan, kitalah termasuk orang yang berasal dari zero, kemudian menjadi seorang yang hero.
Terakhir, “orang baik bukanlah orang yang tidak pernah salah, namun orang baik adalah orang yang dapat memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah dilakukannya”. Semoga kita dapat memanfaatkan potensi yang kita telah miliki untuk menjadi salah satu pribadi yang sukses. Amin ya rabbal alamin. Wallahu a’lam bishshawab.

Diterbitkan dalam Buletin Dakwah Edisi 002, 30 Januari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar